By: Grace Margareta D-1 Pajak C
Sejak umur sebelas tahun, Rebecca suka sekali membuat gambar pelangi. Ia
selalu membuat gambar pelangi pada kartu hari Ibu, kartu Valentine, dan pada
gambar-gambar yang dibawanya pulang dari sekolah. “Kau gadis pelangiku,” kata
ibunya selalu, sambil tertawa dan menempelkan gambar pelangi lagi di kulkas
dengan magnet besar yang juga berbentuk pelangi.
Setiap jalur warna pelangi yang cerah
mengingatkan Rebecca akan sesuatu yang istimewa dalam hidupnya. Merah, warna
yang paling atas, mengingatkannya akan saus tomat merah yang manis, yang selalu
dioleskannya di makanan kesukaannya, kentang goreng, dan lain-lainnya yang
terpikir olehnya. Merah juga adalah warna makanan kesukaannya yang lain, yakni
lobster, yang selalu dihadiahkan ibunya padanya setiap akhir tahun sekolah,
kalau rapornya bagus. Warna jingga mengingatkannya akan labu dan liburan yang
paling disukainya–Halloween. Pada hari Halloween ia bisa berpakaian sebagai
tokoh apa saja yang diinginkannya. Warna kuning adalah warna rambutnya yang
panjang, lurus, dan tergerai indah di punggungnya, seperti rambut Rapunzel. Warna
hijau berarti gelitikan rumput di bawah telapak tangannya saat ia ber-cartwheel dengan kaki terjulur ke atas.
Biru adalah warna langit pagi yang dilihatnya dari atap kaca di atas tempat
tidurnya. Biru juga merupakan warna matanya dan warna lautan yang tidak jauh
dari rumahnya. Dan ungu–warna paling bawah pada setiap pelangi–adalah warna
kesayangan ibunya. Warna yang selalu mengingatkan Rebecca akan rumah.