Saya
lupa mendengar kisah ini dimana dan dari siapa. Dua kali catatan saya dimulai
dengan pengakuan lupa, mudah-mudahan semakin menyadarkan saya akan banyaknya
maksiat yang saya lakukan, sehingga saya segera bertaubat. Allahumma amin.
Al-kisah,
ada seorang pencuri yang ingin bertaubat dan berhenti dari profesinya sebagai
pencuri. seringnya ia menjumpai ketidak berkahan dalam harta hasil curian, seringnya
berjumpa dengan orang shalih yang membuatnya pelahan-lahan mulai senang ke
masjid dan mendengar ceramah subuh disana, seringnya perang batin yang
menyertai setiap ia mencuri, rupanya mulai menampakkan hasil. ia mulai berniat
bertaubat dan berhenti. Ia mulai merutinkan shalat berjamaah di masjid terdekat
dengan rumah kontrakkannya yan baru, dimana warga disana tidak mengetahui
profesinya sebagai calon mantan pencuri.
Suatu
pagi setelah shalat subuh, ia mendengarkan ceramah rutin dari ustadz. ustadz
sepuh itu telah dipandang sebagai tokoh masyarakat setempat, sehingga sering ia
berceramah pendek tapi bernas. nasehatnya pagi itu singkat, "AMBILLAH YANG
HALAL, DAN TINGGALKAN YANG HARAM." sang pencuri ini menyimak dengan
khusyuk nasehat ini dan berusaha mengamalkannya.
Hari
itu ia pergi ke pasar dan berniat bekerja apa saja yang penting dapat
menghasilkan uang. tapi Allah mentakdirkan ia belum mendapatkan rezeki,
sehingga ia melewatkan hari itu dengan menahan lapar. hari berikutnya ia
mencoba menawarkan jasa tenaganya dengan berkeliling kampung. tapi rupanya
Allah yang maha pemurah masih menahan rezekinya. begitu juga esoknya, hari
ketigapun ia lalui tanpa uang yang dapat digunakan membeli pengganjal perut.
tiga hari sudah ia kelaparan, sementara ia tidak mempunyai ketrampilan apapun
selain mencuri dan tenaga kasarnya.
Setan
mulai membisikkan godaannya. memang benar ketika rasul SAW., bersabda bahwa
kefakiran sangat berperan dalam menjerumuskan seseorang kepada kekufuran. perut
laparnya menuntut di isi tanpa kompromi. akhirnya ia memutuskan untuk mencuri
lagi, dengan tekad ini adalah mencuri yang terakhir dan hanya digunakan untuk
mengisi perut saja.
Malam
itu ia menuju sebuah rumah besar yang terlihat sepi dikampungnya. ia penduduk
baru. kurang tahu siapa penghuni rumah sasarannya itu. dengan cekatan, ia
berhasil masuk rumah tanpa kesulitan. hanya sedikit merusak jendela, dan itupun
tanpa suara. ia segera menuju ruang yang ia pikir sebagai tempat menyimpan
harta. instingnya benar. ruang dibukam segera tampak dimatanya ribuan uang emas
yang teronggok di dalam lemari. tangannya cekatan memunguti uang itu dan
memasukkannya kedalam kantong yang ia siapkan. setelah penuh ia ingin pulang.
tetapi jenak ia ingin meninggalkan tempat berdirinya, jenak itu pula terngiang
nasehat ustadz tiga hari lalu di masjid, "AMBILLAH YANG HALAL, DAN
TINGGALKAN YANG HARAM." segera ia ingat akan tekadnya. ditaruhlah kantong
uang emas tersebut, dan ia bergegas melangkah menuju jendela untuk pulang.
ditengah langkahnya, ia melewati meja makan, dan melihat makanan yang mungkin
belum disentuh si empunya rumah. perutnya menuntut kompensasi. tiga hari
menahan lapar, dan pertimbangan bahwa mencuri makanan tentu lebih kecil dosanya
dari mencuri uang, membuatnya melangkah gagah menuju meja makan. sepotong roti
di ambil. ketika ia hendak memulai suapannya, ia teringat nasehat sang ustadz
kembali, "AMBILLAH YANG HALAL, DAN TINGGALKAN YANG HARAM." segera ia
tinggalkan roti yang siap ia kunyah. dan bergegas ia kembali kepada tekadnya,
pulang dan lupakan mencuri. dengan tergesa ia menuju jendela tempat ia masuk.
tanpa sengaja langkahnya melewati sebuah kamar dengan pintu yang sedikit
terbuka. iseng ia melirik kedalam kamar, dan dilihatnya sesosok wanita tertidur
pulas. gairah nafsunya mendadak bangkit. setan yang tidak terima dua kali gagal
segera beraksi kembali. bisikan untuk menzinai wanita itu muncul dalam
pikirannya. ia melangkah dan mulai membuka ppintu kamar dengan pelahan.
langkahnya yang ligat tanpa menimbulkan suara mempermudah ia mendekati wanita
tersebut. ia tiba dekat dengan wanita itu, dan sesaat ia ingin mewujudkan
niatnya, nasehat sang ustadz mengepungnya, "AMBILLAH YANG HALAL, DAN
TINGGALKAN YANG HARAM."
Keringat
dingin mengucur dari tengkuknya mengingat siksa Allah yang menanti jika ia
meneruskan niatnya mengambil perkara yang masih haram. ia menguatkan tekadnya,
lari tanpa bersuara, dan segera meninggalkan rumah tersebut. lapar diperutnya
masih menyiksa. tapi bayangan tentang dahsyatnya azab mengambil perkara yang
haram meruntuhkan semua lapar di perut. ia menghabiskan sisa malam dengan
menangis.
Subuh
menjelma. ia berangkat ke masjid. walau masih lapar, ia lega telah memenangkan
pertarungan melawan keinginan mencuri. seperti biasa, setelah shalat subuh,
sang ustadz berceramah. tapi sesaat ia akan mengakhiri ceramahnya, dari shaff
wanita terdengar suara, "ustadz saya ingin mengadu. rumah saya tadi malam
dimasuki maling." segera gemparlah seisi masjid. kampung ini terkenal lama
dengan keamanannya. tidak pernah ada tetangga bertengkar, apalagi sampai rumah
dibobol maling. bapak-bapak segera mengusulkan untuk memperketat siskamling.
sang ustad sembari menenangkan jamaah bertanya kepada wanita tadi, "apa
yang hilang bu?" si wanita menjawab, "nah itu juga yang membuat saya
heran ustadz. tempat menyimpan uang saya sudah dibobol, dan uangnya dimasukkan
ke kantong. tapi kantong itu ditinggalkan begitu saja. saya juga menemukan roti
di meja makan yang diambil, tapi digeletakkan lagi diatas meja. jendela
belakang saya dirusak, tapi saya tidak mendengar apa-apa. saya takut
ustadz." dengan heran sang ustadz bertanya lagi, "Lho memangnya suami
ibu tidak dirumah?" wanita itu menjawab, "kebetulan suami saya sudah
meninggal tujuh bulan yang lalu ustadz." sang ustadz menimpali, "wah
kalau begitu, hendaknya ibu segera menikah lagi agar ada yang menjaga ibu.
bagaimana jika saya mencarikan jodoh bagi ibu? mudah-mudahan Allah memberikan
kecocokan." dengan menunduk, wanita tersebut menjawab, "terserah
ustadz saja." segera sang ustadz berdiri lagi dan berkata, "bapak-bapak,
tentu sudah mendengar kisah ibu ini. barangkali ada diantara bapak-bapak yang
masih belum menikah, atas nama Allah saya minta mengacungkan tangan."
Jamaah
bapak-bapak segera saling menoleh. dan ajaib, ternyata tangan yang teracung
hanyalah milik sang mantan pencuri. sang ustadz sambil tersenyum berujar,
"alhamdulillah, sudi kiranya bapak mendekat. saya kok rasanya belum
terlalu mengenal bapak." sambil menunduk sang mantan pencuri maju. mukanya
merah padam karena tidak menduga hal ini. setiba didekat ustadz, dan sebelum ia
ditanya lebih banyak, mantan pencuri ini berkata, "ustadz, izinkan saya
menceritakan keadaan saya. terserah nanti Allah yang memutuskan nasib
saya." akhirnya sang mantan pencuri ini bercerita segalanya tentang
kisahnya. tentang niatnya bertaubat. tentang sulitnya mendapat pekerjaan.
tentang laparnya. dan pengakuan bahwa ialah yang memasuki rumah itu semalam.
para jamaah bertakbir mendengar kisahnya. dan akhirnya ia dinikahkan dengan
wanita yang rumahnya hampir bobol.
Keyakinan
kepada Allah adalah jawaban. Allah sendiri yang menjamin perkara itu. Barang
siapa takut kepada Allah, Ia akan menyiapkan jalan keluar bagi kesulitannya,
dan memberinya rezeki dari tempat yang tiada ia duga. Barang siapa bertawakkal
kepada Allah, Ia akan mencukupinya. pencuri itu meninggalkan uang, roti,
dan syahwatnya ketika haram karena Allah, segera Allah menggantinya. kontan.
Semoga
bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar