Catatan: Kisah ini adalah sebuah cerita perjalanan penuh berkah
tentang seorang tokoh penting dalam Islam. Orang ini sampai sekarang sangat
terkenal di kalangan umat muslim. Bahkan dalam suatu riwayat, Rasulullah pernah
menyebutkan bahwa orang ini merupakan orang yang dipastikan masuk surga. Awalnya
orang ini adalah seorang yang kafir, namun Allah telah memberikan hidayah
kepadanya sehingga dia masuk islam. Setelah masuk islam, beliau memiliki nama
yang baru sebagai tanda bahwa dia adalah orang yang telah mendapat hidayah
berupa iman islam. Kisah ini adalah salah satu versi dari kisah beliau sebelum
masuk islam dan perjalanannya hingga mencapai islam. dia memulai utamanya setelah
Pertanyaan: Coba tebak siapa Kashva?
Ketentuan:
Cerita berjudul “Kashva: Sang Pencari Asvat Ereta” ini akan hadir secara
bersambung dan diupdate Insya Allah setiap 3 sampai 6 hari sekali. Cerita akan
diupload di blog stan2014bdkmalang.blogspot. Bagi yang berminat, untuk menjawab
pertanyaan diatas, silahkan mengirim jawaban dan alasan ke nomor 085736588692.
Bagi penjawab pertama dan kedua yang mampu menjawab dengan benar, akan mendapat
hadiah sederhana. Cerita ini Insya Allah akan berakhir di Chapter 5.
Chapter
1: Ramalan-ramalan
Pinggir Kota Ishafan, Persia
“Semoga
engkau terbakar dalam rumah ini!”, seru wanita itu. Wanita itu menggelimpang.
Rambutnya awut-awutan, bajunya penuh dengan lumpur kering. Lambungnya berhari-hari
tak terisi, tenggorokannya kering. Bibirnya yang bergetar terus berucap, “Semoga
engkau terbakar dalam rumah ini!” Suaranya semakin meninggi, “Semoga engkau
terbakar dalam rumah ini!”
“Diam
kau, perempuan!”, hardik suaminya. “Diamlah atau Ahuramazda akan menyiksamu!”
Wanita
itu membalas,”Semoga engkau berkembang dalam rumah ini. Dalam waktu yang lama,
sampai datangnya pemulihan dunia! ”
“Makan
dan berhentilah menistakan ayat-ayat Zardhust!”
Lelaki
itu balas berteriak sambil melemparkan panci berisi buah-buahan busuk ke wajah
istrinya. Dia ingin segera meninggalkan istrinya seakan jijik padanya. Kakinya
hendak beranjak meninggalkan istrinya yang tergeletak di lantai gudang
sendirian.
Istri
sang lelaki sedang tidak suci. Darah menstruasi itu kotor dan hina. Tidak boleh
diberi makanan maupun minuman. Hanya ketika napas perempuan itu merapat kepada
kematian, boleh dia meneguk air dan menelan sedikit makanan. Bagi sang suami,
mendekatinya saja sudah berdosa.
“Seorang
wanita akan mandi di Danau Kasava. Dia akan melahirkan Asvat Ereta.”
“Apa kau
ingin direbus di neraka, wahai perempuan?”, teriak sang suami.
Bukannya
diam, istrinya kembali berkata, “Asvat ereta akan melindungi iman Zarathustra,
menumpas iblis, dan membersihkan pengikut Zardhust dari kesalahan mereka.”
Sang
suami terdiam. ingin rasanya menghunjami istrinya dengan pukulan, tendangan,
dan caci maki lainnya. tapi dia berhenti. pikirannya seakan terfokus pada satu
hal.
“Asvat Ereta. Siapa Asvat Ereta?”
Tengah Gurun,
sebelah barat Laut merah, Mesir.
Sebuah biara berdiri ditengah gurun.
Bagunannya benar-benar seadanya dengan batu bata asalkan mampu menopangnya
berdiri. Di dalam biara itu, seorang pendeta muda pengikut ajaran Santo
Antonius menekuni naskah kuno peninggalan Nabi Daniel berabad-abad lalu. Sebuah
nubuat mengenai kejadian-kejadian besar yang akan mengisi bumi. Matanya terpaku
pada naskah kuno itu ketika membaca mengenai munculnya 4 kaum durhaka kepada
Yang Maha Tinggi. Napasnya terasa semakin sesak seiring dengan semakin banyak
yang dia baca.
“Tanduk yang durhaka akan dibiarkan
hidup sampai datang seorang Bar Nasha dengan awan dari langit dan dibawa
kehadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan yang kekal
serta kekuasaan sebagai raja selamanya.”
Napasnya seakan berhenti hanya
karena kalimat itu. “Siapa Bar Nasha? Kenapa Tuhan begitu memuliakannya” dia
terdiam dan memandangi naskah itu. “Dunia ini akan dikuasai para penindas
hingga Bar nasha datang. Kuharap aku akan beruntung menyambut kedatangannya.”
Pelabuhan Barus,
Nusantara
Pelabuhan itu sudah purba. Meskipun begitu,
hanya ditempat itulah orang-orang bisa menemukan rempah berkualitas terbaik,
getah kayu yang tak tertandingi sedunia, bahkan pengawet mumi raja Fir’aun yang
paling masyur di dunia. Kapal beserta penghuninya keluar masuk membawa barang
dari India, Tiongok, Srilangka, Vietnam, Persia, Inggris, Spanyol, Arab, dan
Yaman. Di tengah kesibukan itu, dua orang kuli sedang merenggangkan otot seusai
membongkar muatan sebuah kapal.
“Aku bertemu dengan brahmana yang
mencari anaknya.”, ucap kuli pertama
“Orang India?”
Kuli pertama mengangguk dan
bergumam, “Perjalanannya sungguh gila. Meninggakan India hingga ke Barus. ”
“Banyak orang yang asalnya lebih
jauh sampai kesini.”
“Mereka kan pedagang. Brahmana tidak
tahu apa-apa tentang pelayaran”
Mereka berdua diam. keduanya menatap
awan yang bergerak. Hening. Kuli pertama akhirnya membuka mulut, “Aku
mengenalkan brahmana itu ke orang Arab”
“Orang Arab ada disini?”
“Iya, mereka baru pertama kali disini.
Kau belum bertemu mereka?”
Kuli kedua menggeleng.
“Mereka orang-orang pintar. Cerita petualangan
mereka sungguh luar biasa. aku rasa mereka pasti bisa membantu brahmana itu”
Kuli kedua tampak ragu, tapi dia
tidak mau berdebat. Dia memilih untuk menggeser pembicaraan ke sesuatu yang
lebih ringan.
“Kau bilang mereka punya cerita
hebat?”, ucap kuli kedua
Kuli pertama mengangguk, “Mereka berbicara
tentang kedatangan seorang manusia mulia”, suaranya membisik, “Pembebas manusia
dari penderitaan. Bahkan katanya dia mampu membelah bulan.”
“Engkau percaya?”
“Entahlah. Tapi dia pembebas kaum
miskin seperti kita.”
Kuli kedua mendengus. “Entah itu
benar atau tidak, toh dia ada di Arab. Bukan ada disini. Apa gunanya?”
“Siapa tahu suatu saat dia datang kemari”
“Untuk apa?”
“Membebaskan kita dari nasib buruk.”
Kuli kedua mencibir dan segera
bangkit. “Ada kapal datang.”, ucapnya sambil menghampiri kapal itu.
Bangsal
Apadana, Persepolis, Persia
Nama Kasvha masyur ke seluruh
pelosok Persia dan menembus negeri-negeri yang jauh. Bukan hanya karena
dipercaya oleh Raja Persia untuk mengelola Kuil Sistan, atau karena dia ahli
mengamati bintang, atau karena dia seorang sastrawan yang pandai, melainkan
juga karena hatinya yang lembut kepada siapapun namun juga bisa sekeras logam
jika diperlukan. Penampilannya selalu ditunggu baik oleh pembesar persia maupun
oleh rakyat. Seperti sekarang ini, Dia terpilih sebagai wakil dari seluruh
rakyat Persia untuk memberikan hadiah kepada Khosrou, Sang Penguasa Persia, di
acara Naruza, perayaan musim semi untuk memperingati kemenangan Mithra karena
mengalahkan Iblis bernama Agro Maynu yang selalu menggoda manusia.
Hadiah persembahannya dibuka oleh
sang Raja dengan pelan diiringi bisikan-bisikan rakyat untuk mengetahui isi
dari hadiah Kashva. Mereka tahu, reaksi Raja mengenai hadiahnya akan menentukan
masa depannya. Jika Raja senang dengan hadiahnya, maka Kashva bisa diberi
kedudukan tinggi di Kerajaan Persia. Namun jika hadiahnya membuat Raja marah, dipastikan
hidupnya akan berakhir bersama dengan semua impiannya.
Rakyat menahan napas ketika melihat
ekspresi sang Raja berubah berkerut ketika melihat isi hadiah Kashva. Bukan
reaksi yang bagus. Mereka menatap hikmat kepada sang Raja yang mengangkat
selembar kulit berisi kaligrafi. Sang Raja membaca isi kaligrafi itu dengan
suara lantang, “Takzim kami kepada pelindung Fravashes yang teguh, yang
bertarung disisi Tuhan…mereka datang kepadanya, laksana gerombolan elang
perkasa. Seakan ada ribuan manusia melindungi satu manusia, sehingga tidak ada
pedang yang terhunus, gada yang terayun, panah yang meluncur dari busur, maupun
batu yang dilempar bisa melukainya.”
Semua orang terdiam. tercengang oleh
kalimat suci itu sekaligus kebingungan terhadap maknanya. Bahkan sang Raja
terdiam beberapa saat sebelum berkata, “Aku sudah lama tidak membaca kitab
suci. Tapi aku tahu bahwa kau ingn menyampaikan sesuatu, Kashva. Namun, aku
ingin bertanya terlebih dahulu. Siapa Fravashes?”
Kashva berdiri. Dia tahu bahwa jawaban
yang akan diberikannya akan menentukan nasibnya. Tapi dia sudah siap untuk
segala kemungkinan. hasratnya untuk memberitahu dunia mengenai kedatangan Asvat
Ereta telah tak terbendung. Sembari menguatkan hati, dia menjawab, “Wahai
baginda, telah datang seorang utusan Tuhan yang Maha Perkasa dari negeri yang
jauh. Para pengikutnya akan mengalahkan Persia dan tempat-tempat suci Zardhust
lainnya. Utusan Tuhan ini akan meluruskan seluruhh dunia, Bainda. Bukan hanya
Persia”
“Apa maksudmu, Pemuda Cemerlang?”, kata-kata
Sang Raja mulai mengeras. Ucapan Kashva yang memperkirakan kemungkinan
kejatuhan Persia mulai menyulut kemarahannya.
“Baginda, Bangsa Persia sudah tidak
mampu menjaga keutuhan ajaran Zardusht. Kita mulai mencampakkan perjanjian api
dengan Tuhan. Bangsa ini menuju ke dalam remah-remah suatu kaum. dan kitab suci
mulai menjadi remah-remah sebuah agama. Sekarang ini, Baginda, Nun jauh disuatu
tempat, seoran pria nan mulia telah menyempurnakan ajaran Zardusht. Bukankah
ini waktunya bagi kita untuk menyambut dan mengikutinya?”
Sang Raja tercekat. Dadanya
bergemuruh menahan kemarahan. Berusaha tetap tenang, Sang Raja berucap,
“Kashva. Seharusnya sekarang aku memerintahkan algojoku untk memenggal kepalamu.
Membiarkan kepalamu menggelinding dan darahmu mengotori lantaiku.”
Insya Allah Bersambung….
Edited
by:
Salmatun
NIswa/Pajak C
0 komentar:
Posting Komentar